Selasa, 01 Januari 2013

Kekuatan Cinta Membangun Komunikasi

''Kekuatan Cinta Membangun Komunikasi
dalam Keceriaan dan Sikap Optimistik''

Kidung Agung 2:8-13
  Para pakar kitab Kidung Agung memiliki perbedaan dalam menafsirkan Kidung Agung. Ada yang menyatakan Kidung Agung adalah puisi, ada yang menyatakan nyanyian, bahkan juga sebuah drama. Apapun penafsiran para pakar tentang bentuk Kidung Agung, melalui isinya, kita mengenal Kidung Agung sebagai ungkapan/pujian antara mempelai laki-laki dan perempuan secara timbal balik. Meskipun kitab Kidung Agung tidak menyebut nama Allah, para rabi Yahudi menegaskan bahwa kitab ini melambangkan cinta Tuhan kepada Israel (bandingkan Hosea 1-3 dan Yeremia 2:20 – 3:5 – yang menggambarkan hubungan antara Tuhan dan Israel bagaikan hubungan suami-isteri).
  Perikop yang kita baca malam ini mengungkapkan kekuatan cinta yang tidak hanya berhenti pada relasi suami-isteri dalam relasi seksualitas saja. Namun juga sekaligus membangun komunikasi yang terjalin dalam keceriaan dan dalam sikap optimistik dalam menghadapi kehidupan. Hal tersebut digambarkan melalui ungkapan “serupa kijang yang melompat-lompat di atas gunung-gunung, meloncat-loncat di atas bukit-bukit” dan ajakan untuk mengisi hari-hari kebahagiaan sebagai suami-isteri dengan ungkapan “Bangunlah manisku, jelitaku, marilah!” dalam musim semi dan panen, setelah melewati musim dingin dan hujan yang sudah berlalu. Pohon ara yang berbuah dan
sumber gambar : iusedtohevehair.com       pohon anggur yang berbunga menggambarkan kesejahteraan hidup mereka sebagai suatu keluarga.
Sebagai keluarga-keluarga Gereja Kristen Pasundan, kita semua dipanggil untuk melanjutkan kehidupan keluarga yang penuh dengan keceriaan dan sikap optimistik dalam menyambut berkat-berkat Tuhan.
Kekuatan cinta kasih Tuhan Yesus kepada kita hendaknya mendorong kita untuk mengembangkan relasi dan komunikasi antara anggota keluarga secara baik, menyegarkan dan ceria. Bagi keluarga yang telah menjalani bertahun-tahun kehidupan pernikahannya, secara khusus diingatkan untuk mengembangkan bentuk komunikasi cinta kasih yang kreatif seperti pada masa pernikahan di tahun pertama, bahkan lebih dari itu. Di tengah banyaknya tawaran dari luar yang dapat membuat komunikasi antara anggota keluarga, marilah kita membuat “pohon-pohon di kebun kita sendiri” menjadi “pohon-pohon” yang menarik, karena berbuah manis dan “wanginya” bunga yang menarik keluarga kita untuk merasa betah di rumah kita, dan menikmati kebersamaan indahnya cinta di tengah keluarga.
Komunikasi antara Tuhan dan jemaat-Nya dalam kasih Tuhan Yesus Kristus juga merupakan komunikasi yang membangun keceriaan dan sikap optimistik jemaat dalam pengharapan. Pengharapan seringkali dihubungkan dengan penderitaan dan kesusahan, padahal pengharapan justru membangun kehidupan jemaat menjadi ceria dan bersikap optimistic. (EG)

Pertanyaan:
  1. Masalah keluarga apakah yang dapat mengganggu keceriaan dan sikap optimistik suami-isteri, orangtua – anak dalam membangun komunikasi di tengah keluarga? Apa yang harus kita lakukan agar kita terhindar dari masalah itu? Dan jika kita saat ini sedang mengalaminya?
  2. “Pohon, bunga dan buah yang manis dan menarik” apakah menurut saudara-saudara, yang perlu dibangun dalam kehidupan jemaat saudara sekarang ini, sehingga membangun komunikasi ceria dan optimistik dalam jemaat?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar